Minggu, 14 Desember 2014

 Assalamualaikum sahabat pembaca.

hari yang menyenangkan bukan? May Allah bless You J . semoga hari-hari kita selalu menjadi barakah pada esok kelak J. Pekan ini bukan lagi tentang sahabat ataupun tentang dia yang bermasalah dengan saya. ^_^ . kali ini tentang orang yang sangat berharga di mata saya J

dia seorang yang melahirkan saya, yang memanjakan saya disaat resah melanda, menemani saya di saat susah. Apalah kata buat beliau ini. Seorang yang merawat saya apa adanya, menangis tanpa malu, melawan dahaga demi saya seorang.

 Kata MAMA aku kurang supel ^_^

Kali ini saya ingat status yang saya update di akun facebook  saya kira-kira 2 bulan yang lalu *kata MAMA aku kurang supel * 

ya begitu lah kalimatnya :-D saya juga awalnya gak bermaksud untuk memperpanjang arti dari kalimat itu tapi sepertinya ada sesuatu yang harus saya bahas disitu. Jadi begini ada kemungkinan yang saya tulis itu terjadi pada saya pribadi, iya benar memang terjadi. Awal bulan agustus saya kebingungan masalah tes masuk kuliah di IAIN JEMBER, ya namanya juga bingung mau gimana lagi , bingung ya bingung, begitu tegasnya. Sebelum itu saya harus menghadapi maslah dengan pengurus pesantren yang pernah saya jelajahi, masalah yang mungkin sampai sekarang tak ada ujungnya. Oke, lewati saja ini, sekarang kita lompat pada kejadian dimana saya harus mengumpulkan berkas-berkas untuk keperluan tes masuk kuliah. Kepala sekolah pun kebingungan baik juga keberatan mau memberi berkas-berkasnya kala itu, tapi apalah daya mungkin sampai-sampai saya disuruh membuat sendiri, tegasnya begini, surat di tangan, tinggal selangkah lagi menuju perkuliahan yaitu pendaftaran.

Berawal dari pertanyaan saya pada mama “gimana kalau misalkan saya gak lulus tesnya” 

“ kamu sudah punya bekal tinggal mengembangkan saja nak ”

“ memangnya bekal apa itu ”

“ tentunya ilmu kan nak ”

Oke sekarang jeda sejenak membahas pembicaraan diatas, saya ingin berpesan bagi pembaca bahwa setiap insan memiliki kesempatan namun tidak semua insan itu bisa memanfaatkan kesempatan yang dimiliki baik dalam urusan pribadi, bisnis, sekolah, dan hal baik lainnya. Termasuk saya juga salah seorang yang tidak bisa menggunakan kesempatan sebaik-baiknya. Kepercayaan sudah dimiliki, baik nama sudah dipandang baik lantas yang jadi permasalahan sekarang adalah ada apa dengan diri saya? Selangkah lagi bisa dikatakan saya bisa jadi bintang bukan?

“ saya malu, saya minder kalau kayak gitu “ pungkas saya

“ percaya saja kalau kamu bisa menghadapi itu ” wah, culun banget mungkin saya ini sampai begitu, bayangkan anak se usia saya masih saja manja dan bawaannya minder saat tampil di depan publik.

“ tapi ?”

“ Hem, kamu kurang supel “ kata mama.

Oh tidak saatnya bangkit dari keterpurukan, tidak baik berada di dalam kurungan terus menerus, saya harus bangkit. (itu ketukan kata hati kecil saya kala kata-kata itu terlantun menusuk)

Oke, permasalahannya sekarang ada pada diri saya yang masih saja menanamkan kepribadian yang buruk, apa saja itu : . 1. Jangan smalu 2. Tidak percaya diri 3. Susah move on.



1.     Jangan malu

Ada apa dengan malu ini? Jadi begini “ Idza lam tastahi fasna’ masi’ta” kenal saya tentang malu ya yang seperti ini, jika tidak malu maka berbuat lah semau mu. Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh berkata, “Malu berasal dari kata hayaah (hidup), dan ada yang berpendapat bahwa malu berasal dari kata al-hayaa (hujan), tetapi makna ini tidak masyhûr. Hidup dan matinya hati seseorang sangat mempengaruhi sifat malu orang tersebut. Begitu pula dengan hilangnya rasa malu, dipengaruhi oleh kadar kematian hati dan ruh seseorang. Sehingga setiap kali hati hidup, pada saat itu pula rasa malu menjadi lebih sempurna.

Al-Junaid rahimahullâh berkata, “Rasa malu yaitu melihat kenikmatan dan keteledoran sehingga menimbulkan suatu kondisi yang disebut dengan malu. Hakikat malu ialah sikap yang memotivasi untuk meninggalkan keburukan dan mencegah sikap menyia-nyiakan hak pemiliknya. Kita menyimpang dulu dari selogan “ budayakan malu ” buat apa malu kalau selagi itu memang benar, buat apa malu kalau selagi itu untuk memanfaatkan kesempatan yang sudah didepan mata. Saya juga ingat sama teman lama yang mengatakan “kalau kamu malu jangan jadi temen saya” ekstrim sekali ya J tujuan saya kali ini bukan dalam rangka mendoktrin pembaca untuk melanggar hukum-hukum pada islam. Tentunya pembahasan saya sangat jauh kali ini dengan hukum-hukum itu. Tegasnya saya tidak terlalu faham dengan masalah yang ada pada agama tentang malu. Oke, tegas saya jangan pernah malu dalam menghadapi masa depan, karna itu yang menentukan kalian dari biasa menjadi luar biasa, dari tidak semprna menjadi sempurna. Katakan tidak pada malu selagi itu baik, terapkan saja rasa malu selagi itu benar. Kerjakan apa yang ingin dikerjakan. Jangan malu | Jangan malu | Jangan malu.

2.     Tidak percaya diri

Percaya diri? Masihkah menjadi tanda tanya dari ungkapan tersebut? Tentunya tidak, sudah jelas bukan percaya diri sangat berpengaruh akan ketidak supelannya seseorang. Jadi begini, saya mulai tidak percaya diri saat saya salah, saat saya mendapat teguran, saat saya terjatuh, saat saya berada didepan. Bisa di bayangkan bukan kala semua terjadi pada diri kalian?  ̶  kecuali yang sudah memiliki kepribadian yang kuat  ̶  sesekali saya menulis realita sahabat saya. Sebut saja arif namanya, dia selalu percaya diri untuk tampil di depan, dia pun pernah bercerita pada saya. “dulu saya pendiam, diam terus, selalu di maki, selalu di belakangkan, ya bisa di lihat dari tampang saya, yang ini dan itu selalu saja jadi pembahasan, setelah itu saya bagkit, saya memberanikan diri untuk ikut organisasi, berbagai organisasi saya andil, dan itu yang membuat saya berubah untuk maju dan percaya diri” begitu tegasnya. Hal yang sangat bagus bukan bangkit tanpa harus menunggu teman, bangkit karena tak mau terlalu lama dengan keterpurukan, bosan dengan situasi yang selalu di bawah.  

Saya sendiri juga sering tidak percaya diri, tapi saya sadar kalau saya terus begini kapan majunya. Jujur saya sudah sangat tertinggal dengan keadaan sekitar, saya selalu saja dibelakang, selalu mempersilahkan oranglain untuk lebih dari saya padahal keadaan sudah berpuhal sama saya.

Saya tidak mau seperti ini terus.

3.     Susah move on

Ini dia yang menjadi permasalahan terakhir, sebelum leih dalam membahas keterkaitan susahnya move on pada seseorang denan kurang supelnya, perlu di ketahui sebelumnya, apa sebenernya move on itu? J menurut buku yang saya baca tentang move on, dalam hidup selalu saja ada masalah dan tentunya banyak yang berusaha mencari penyelesaian masalah tersebut, baik dari keuangan, ekonomi, sakolah, bahkan jodoh sekalipun. Sebenarnya dengan move on saja sudah sangat cukup, tapi? Masih menjadi tanda tanya bukan bagaimana melakukan move on sendiri.

Move on itu artinya bergerak, berpindah dari keadaan yang biasa menjadi tidak biasa lagi, yaitu membaik, berkelas, semakin tinggi kedudukannya. Sekarang kita kaitkan dengan ketidak supelannya orang. Pertanyaan saya bisakah anda bayangkan ketika berada pada situasi yang sangat memperihatinkan, anda masih mempunyai kesempatan untuk bangkit? Tentu. Banyak jalan untuk mencari kebahagiaan, supel atau tidak supel sama saja kalau tidak bisa mengendalikan diri untuk bangkit berpindah, bergerak kedepan.

Tak banyak yang saya sampaikan, perlu di ketahui bahwa, sifat pemalu,  tidak percaya diri, susah move on sangat berpengaruh pada kepribadian, merusak langkah dan pandangan kedepan.

Hilangkan sifat malu selagi ada pada kebaikan, abaikan rasa minder untuk meyakinkan diri agar percaya diri, dan ingat pesan terkhir untuk berpindah hati demi kebaikan. J

Selamat menjalani kebahagiaan