Assalamualaikum sahabat pembaca.
hari
yang menyenangkan bukan? May Allah bless You J . semoga
hari-hari kita selalu menjadi barakah pada esok kelak J. Pekan ini bukan lagi tentang sahabat ataupun tentang dia
yang bermasalah dengan saya. ^_^ . kali ini tentang orang yang sangat berharga
di mata saya J
dia
seorang yang melahirkan saya, yang memanjakan saya disaat resah melanda,
menemani saya di saat susah. Apalah kata buat beliau ini. Seorang yang merawat
saya apa adanya, menangis tanpa malu, melawan dahaga demi saya seorang.
Kata MAMA aku kurang
supel ^_^
Kali ini saya ingat status yang saya update di akun facebook saya kira-kira 2 bulan yang lalu *kata MAMA
aku kurang supel *
ya begitu lah kalimatnya :-D saya juga awalnya gak bermaksud
untuk memperpanjang arti dari kalimat itu tapi sepertinya ada sesuatu yang
harus saya bahas disitu. Jadi begini ada kemungkinan yang saya tulis itu
terjadi pada saya pribadi, iya benar memang terjadi. Awal bulan agustus saya
kebingungan masalah tes masuk kuliah di IAIN JEMBER, ya namanya juga bingung
mau gimana lagi , bingung ya bingung, begitu tegasnya. Sebelum itu saya harus
menghadapi maslah dengan pengurus pesantren yang pernah saya jelajahi, masalah
yang mungkin sampai sekarang tak ada ujungnya. Oke, lewati saja ini, sekarang
kita lompat pada kejadian dimana saya harus mengumpulkan berkas-berkas untuk
keperluan tes masuk kuliah. Kepala sekolah pun kebingungan baik juga keberatan
mau memberi berkas-berkasnya kala itu, tapi apalah daya mungkin sampai-sampai
saya disuruh membuat sendiri, tegasnya begini, surat di tangan, tinggal
selangkah lagi menuju perkuliahan yaitu pendaftaran.
Berawal dari pertanyaan saya pada mama “gimana kalau misalkan saya gak
lulus tesnya”
“ kamu sudah punya bekal tinggal mengembangkan saja nak ”
“ memangnya bekal apa itu ”
“ tentunya ilmu kan nak ”
Oke sekarang jeda sejenak membahas pembicaraan diatas, saya ingin berpesan
bagi pembaca bahwa setiap insan memiliki kesempatan namun tidak semua insan itu
bisa memanfaatkan kesempatan yang dimiliki baik dalam urusan pribadi, bisnis,
sekolah, dan hal baik lainnya. Termasuk saya juga salah seorang yang tidak bisa
menggunakan kesempatan sebaik-baiknya. Kepercayaan sudah dimiliki, baik nama
sudah dipandang baik lantas yang jadi permasalahan sekarang adalah ada apa
dengan diri saya? Selangkah lagi bisa dikatakan saya bisa jadi bintang bukan?
“ saya malu, saya minder kalau kayak gitu “ pungkas saya
“ percaya saja kalau kamu bisa menghadapi itu ” wah, culun banget mungkin
saya ini sampai begitu, bayangkan anak se usia saya masih saja manja dan
bawaannya minder saat tampil di depan publik.
“ tapi ?”
“ Hem, kamu kurang supel “ kata mama.
Oh tidak saatnya bangkit dari keterpurukan, tidak baik berada di dalam
kurungan terus menerus, saya harus bangkit. (itu ketukan kata hati kecil saya
kala kata-kata itu terlantun menusuk)
Oke, permasalahannya sekarang ada pada diri saya yang masih saja menanamkan
kepribadian yang buruk, apa saja itu : . 1. Jangan smalu 2. Tidak percaya diri 3.
Susah move on.
1.
Jangan malu
Ada apa dengan malu ini? Jadi begini “ Idza lam tastahi fasna’ masi’ta”
kenal saya tentang malu ya yang seperti ini, jika tidak malu maka berbuat lah
semau mu. Imam Ibnul Qayyim rahimahullâh berkata, “Malu berasal dari kata
hayaah (hidup), dan ada yang berpendapat bahwa malu berasal dari kata al-hayaa
(hujan), tetapi makna ini tidak masyhûr. Hidup dan matinya hati seseorang
sangat mempengaruhi sifat malu orang tersebut. Begitu pula dengan hilangnya rasa
malu, dipengaruhi oleh kadar kematian hati dan ruh seseorang. Sehingga setiap
kali hati hidup, pada saat itu pula rasa malu menjadi lebih sempurna.
Al-Junaid rahimahullâh berkata, “Rasa malu yaitu melihat kenikmatan dan
keteledoran sehingga menimbulkan suatu kondisi yang disebut dengan malu.
Hakikat malu ialah sikap yang memotivasi untuk meninggalkan keburukan dan
mencegah sikap menyia-nyiakan hak pemiliknya. Kita menyimpang dulu dari selogan
“ budayakan malu ” buat apa
malu kalau selagi itu memang benar, buat apa malu kalau selagi itu untuk
memanfaatkan kesempatan yang sudah didepan mata. Saya juga ingat sama teman
lama yang mengatakan “kalau kamu malu jangan jadi temen saya” ekstrim sekali ya
J tujuan saya kali ini
bukan dalam rangka mendoktrin pembaca untuk melanggar hukum-hukum pada islam. Tentunya
pembahasan saya sangat jauh kali ini dengan hukum-hukum itu. Tegasnya saya
tidak terlalu faham dengan masalah yang ada pada agama tentang malu. Oke, tegas
saya jangan pernah malu dalam menghadapi masa depan, karna itu yang menentukan
kalian dari biasa menjadi luar biasa, dari tidak semprna menjadi sempurna.
Katakan tidak pada malu selagi itu baik, terapkan saja rasa malu selagi itu
benar. Kerjakan apa yang ingin dikerjakan. Jangan malu | Jangan malu | Jangan malu.
2.
Tidak percaya diri
Percaya diri? Masihkah menjadi tanda tanya dari ungkapan tersebut? Tentunya
tidak, sudah jelas bukan percaya diri sangat berpengaruh akan ketidak
supelannya seseorang. Jadi begini, saya mulai tidak percaya diri saat saya
salah, saat saya mendapat teguran, saat saya terjatuh, saat saya berada
didepan. Bisa di bayangkan bukan kala semua terjadi pada diri kalian? ̶
kecuali yang sudah memiliki kepribadian yang kuat ̶
sesekali saya menulis realita sahabat saya. Sebut saja arif namanya, dia
selalu percaya diri untuk tampil di depan, dia pun pernah bercerita pada saya.
“dulu saya pendiam, diam terus, selalu di maki, selalu di belakangkan, ya bisa
di lihat dari tampang saya, yang ini dan itu selalu saja jadi pembahasan,
setelah itu saya bagkit, saya memberanikan diri untuk ikut organisasi, berbagai
organisasi saya andil, dan itu yang membuat saya berubah untuk maju dan percaya
diri” begitu tegasnya. Hal yang sangat bagus bukan bangkit tanpa harus menunggu
teman, bangkit karena tak mau terlalu lama dengan keterpurukan, bosan dengan
situasi yang selalu di bawah.
Saya sendiri juga sering tidak percaya diri, tapi saya sadar kalau saya
terus begini kapan majunya. Jujur saya sudah sangat tertinggal dengan keadaan
sekitar, saya selalu saja dibelakang, selalu mempersilahkan oranglain untuk
lebih dari saya padahal keadaan sudah berpuhal sama saya.
Saya tidak mau seperti ini terus.
3.
Susah move on
Ini dia yang menjadi permasalahan terakhir, sebelum leih dalam membahas
keterkaitan susahnya move on pada seseorang denan kurang supelnya, perlu di ketahui
sebelumnya, apa sebenernya move on itu? J
menurut buku yang saya baca tentang move on, dalam hidup selalu saja ada
masalah dan tentunya banyak yang berusaha mencari penyelesaian masalah
tersebut, baik dari keuangan, ekonomi, sakolah, bahkan jodoh sekalipun.
Sebenarnya dengan move on saja sudah sangat cukup, tapi? Masih menjadi tanda
tanya bukan bagaimana melakukan move on sendiri.
Move on itu artinya bergerak, berpindah dari keadaan yang biasa menjadi
tidak biasa lagi, yaitu membaik, berkelas, semakin tinggi kedudukannya.
Sekarang kita kaitkan dengan ketidak supelannya orang. Pertanyaan saya bisakah
anda bayangkan ketika berada pada situasi yang sangat memperihatinkan, anda
masih mempunyai kesempatan untuk bangkit? Tentu. Banyak jalan untuk mencari
kebahagiaan, supel atau tidak supel sama saja kalau tidak bisa mengendalikan
diri untuk bangkit berpindah, bergerak kedepan.
Tak banyak yang saya sampaikan, perlu di ketahui bahwa, sifat pemalu, tidak percaya diri, susah move on sangat
berpengaruh pada kepribadian, merusak langkah dan pandangan kedepan.
Hilangkan sifat malu selagi ada pada kebaikan, abaikan rasa minder untuk
meyakinkan diri agar percaya diri, dan ingat pesan terkhir untuk berpindah hati
demi kebaikan. J
Selamat menjalani kebahagiaan